BAB I
PENDAHULUAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Disebut
penelitian
pengembangan karena mengembangkan perangkat pembelajaran
biologi kelas I
MA pokok bahasan Aksi Interaksi bercirikan model
pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi
Materi Ajar,
Rencana Pembelajaran, Lembar Kegiatan Siswa, dan Buku
Panduan Guru.
B. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada dua sekolah yang berbeda
yaitu:
1) Siswa kelas I Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Darun
Najah Duman-
Narmada untuk Ujicoba I.
2) Siswa kelas I Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Nurul
Haramaian Putri NW
Ujicoba
I dilakukan pada Madrasah Aliyah Ponpes Darun Najah Duman-
Narmada, dengan pertimbangan sebagai berikut.
a. Kedua Madrasah Aliyah tersebut berada pada satu
wilayah kecamatan.
b. Siswa dalam kelompok kelas putri.
c. Keterbukaan Kepala Madrasah dan dewan guru untuk
menerima inovasi
dalam proses belajar mengajar yang sifatnya konstruktif.
46
47
d. Kemampuan awal siswa pada kedua sekolah tersebut
dianggap setara, karena
rata-rata NEM siswa pada MA Ponpes Darun Najah adalah 24
dan MA
Ponpes Nurul Haramain adalah 26.19.
C. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2002 sampai
Juni 2003.
Ujicoba I telah dilaksanakan dari tanggal 16 April sampai
8 Mei 2003, dan
Ujicoba II dilaksanakan pada tanggal 2 sampai 18 Juni
2003.
D. Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian ini
dapat dijelaskan
definisi operasionalnya sebagai berikut.
a. Kemampuan guru mengelola pembelajaran adalah skor yang diperoleh
guru dalam melaksanakan PBM yang meliputi persiapan,
pendahuluan,
kegiatan inti, penutup, pengelolaan waktu, dan
pengelolaan kelas yang diukur
dengan instrumen lembar
observasi kemampuan guru (Instrumen 01).
b. Aktivitas siswa
dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah
banyaknya aktivitas yang dilakukan siswa selama proses
belajar mengajar dan
diamati dengan instrumen
lembar observasi aktivitas siswa (Instrumen 02).
Aktivitas siswa yang dimaksud meliputi mendengarkan atau
memperhatikan
penjelasan guru atau teman, membaca LKS, Materi Ajar dan
menulis yang
relevan, mengerjakan LKS pada kelompok ahli, berlatih
melakukan
keterampilan kooperatif, dan mempresentasikan hasil kerja
kelompok.
48
c. Aktivitas guru
dalam mengelola pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
adalah sejumlah keterlibatan guru selama proses belajar
mengajar yang
diamati dengan instrumen
lembar observasi aktivitas guru dalam mengelola
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (Instrumen 02). Aktivitas guru yang
dimaksud meliputi menyampaikan TPK/memotivasi siswa,
menyajikan
informasi tentang materi pelajaran, mendorong/melatihkan
keterampilan
kooperatif pada siswa, dan mengelola KBM sesuai kaidah
pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw.
d. Keterampilan
kooperatif siswa sejumlah aktivitas siswa yang
bercirikan
kooperatif yaitu, menghargai kontribusi, mengambil
giliran dan berbagi tugas,
mengajukan pertanyaan, mendengarkan dengan aktif, dan
memeriksa
ketepatan yang diamati dengan instrumen lembar observasi keterampilan
kooperatif siswa (Instrumen
03).
e. Respon siswa adalah pendapat/penilaian siswa terhadap pelaksanaan KBM.
Respon siswa ini diukur dengan cara mengisi angket setelah
KBM dengan
instrumen angket respon siswa (Instrumen 04). Komponen yang dimaksud
meliputi: materi pelajaran; buku ajar siswa, LKS, media
belajarnya, suasana
kelas, dan cara guru mengajar. Dalam hal ini siswa
berpendapat apakah siswa
merasa senang atau tidak dalam KBM, merupakan hal baru
atau tidak.
f. Kesan guru adalah tanggapan atau penilaian guru terhadap penerapan
perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw dan
diukur dengan Instrumen Kesan
Guru. (Instrumen 05)
49
g. Hasil belajar
siswa adalah skor yang diperoleh siswa dari tes hasil
belajar
berupa tes hasil belajar produk dan tes hasil belajar
proses yang diukur dengan
Instrumen Tes Hasil Belajar (Instrumen 06 dan Instrumen 07).
E. Prosedur Penelitian
Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama
adalah tahap
pengembangan perangkat, dan tahap kedua adalah tahap
pembelajaran nyata.
1. Tahap Pengembangan Perangkat
Pengembangan perangkat pembelajaran dalam penelitian ini,
mengikuti
model pengembangan Kemp et al. (1994). Model Kemp merupakan
suatu
lingkaran yang kontinum. Setiap unsur pengembangan
berhubungan secara
langsung dengan aktivitas revisi. Pengembangan perangkat
dapat dimulai dari
unsur yang manapun di dalam siklus itu. Sesuai dengan
kurikulum SMU/MA
1994 yang berorientasi pada tujuan, pengembangan dalam
penelitian ini dimulai
dari tujuan dan berakhir pada evaluasi.
Dalam penelitian ini, peneliti mengadopsi kesembilan
unsur yang terdapat
pada model pemgembangan Kemp et al. (1994), yaitu (1) Instructional Problems,
(2)
Learner Characteristics, (3) Task Analysis, (4) Instructional Objectives, (5)
Content
Sequencing, (6) Instructional Strategies, (7) Instructional Delivery, (8)
Evaluation
Instrumens, dan (9) Instructional Resources.
Urutan langkah pengembangan perangkat pembelajaran dengan
model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang betul-betul
dilakukan dalam penelitian
ini, dideskripsikan pada diagram alur pada Gambar 3.1
berikut.
50
Gambar 3.1 Diagram Alir Rancangan Pengembangan Perangkat
Pembelajaran
Analisis Tujuan
Analisis Karakteristik Siswa
Analisis Isi Analisis Konsep
Merumuskan Tujuan
Pembelajaran
Menyusun Urutan Konsep
Merancang Strategi KBM
Memilih Media
Pembelajaran
Menyusun Instrumen
Evaluasi
Desain Awal Perangkat Pembelajaran (Draft 1)
Validasi Perangkat Revisi 1: Draft 2
Simulasi Revisi 2: Draft 3
Ujicoba I
Analisis Hasil Ujicoba 1 Draft Akhir
(Draft 4)
Revisi 3
Menentukan
Layanan Penunjang
51
1) Analisis Tujuan
Tujuan analisis ini adalah untuk menetapkan arah dasar
yang dibutuhkan
dalam pengembangan perangkat pembelajaran. Dari arah
dasar ini lalu disusun
alternatif pembelajaran yang sesuai. Dalam melaksanakan
analisis tujuan, ditinjau
dari aspek kurikulum SMU/MA 1994.
Menurut kurikulum SMU 1994 disebutkan bahwa tujuan
pendidikan biologi
adalah memahami konsep-konsep biologi dan saling
keterkaitannya serta
menggunakan metode ilmiah dengan dilandasi sikap dan
nilai-nilai ilmiah untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi sehingga lebih
menyadari kebesaran
dan kekuasaan penciptanya (Depdikbud, 1993).
Pokok bahasan yang dikembangkan perangkat pembelajarannya
dalam
penelitian ini adalah: “Aksi Interaksi” pada kelas I
semester 2. Berdasarkan GBPP
Mata Pelajaran Biologi kurikulum 1994 bahwa tujuan umum
yang harus dicapai
pada pokok bahasan tersebut adalah siswa memahami prinsip
dan pola interaksi
dalam ekosistem melalui perencanaan, pengamatan, dan
diskusi.
Berdasarkan tujuan tersebut, bahwa pembelajaran yang
sesuai adalah
pembelajaran secara berkelompok yang berbasis pada
keterampilan proses dan
aktivitas siswa yang berorientasi pemecahan masalah
berdasarkan pengamatan
dan diskusi dengan menggunakan metode ilmiah untuk
memahami prinsip dan
pola interaksi dalam ekosistem. Inti penekanan tujuan
tersebut adalah kemampuan
berpikir tingkat tinggi dan berpikir kritis siswa, serta sharing pendapat melalui
diskusi. Karena keterbatasan alat dan bahan untuk
melakukan percobaan, maka
pengajaran yang berorientasi pemecahan masalah
berdasarkan perencanaan dan
52
percobaan tidak dapat dilakukan pada Madrasah Aliyah NW.
Pembelajaran yang
mungkin dilakukan adalah pembelajaran yang berorientasi
pemecahan masalah
berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi kelompok yang
identik dengan model
pembelajaran kooperatif.
Dipilihnya pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk
pengajaran pokok
bahasan Aksi Interaksi ditinjau dari segi struktur isi,
karena pada pokok bahasan
ini terdiri dari sub-sub pokok bahasan yang antara
masing-masing subpokok
bahasan relatif tidak merupakan suatu prasarat untuk
pokok bahasan yang lain.
2) Analisis karakteristik siswa
Analisis siswa merupakan telaah karakteristik siswa yang
meliputi tingkat
perkembangan kognitif, kemampuan, latar belakang
pengetahuan, dan latar
belakang sosial budaya siswa. Dari hasil analisis ini
nantinya akan dijadikan
kerangka acuan dalam menyusun materi pembelajaran.
Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek adalah siswi
Madrasah Aliyah
kelas I dengan kisaran usia 15-17 tahun, maka menurut
teori Piaget siswa pada
kemlompok usia seperti itu berada dalam tahap operasi
formal atau mereka telah
mampu untuk berfikir abstrak. Jadi pada tahap ini para
siswa sudah mampu
menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih baik dan
kompleks daripada anak
yang masih berada dalam tahap operasional konkrit
(Slavin, 1994).
Siswa kelas I MA yang menjadi subjek penelitian 60%-nya
berasal dari MTs
baik negeri maupuan swasta dan 40%-nya berasal dari SLTP.
Dengan demikian,
siswa mempunyai latar belakang pengetahuan yang
berbeda-beda. Berdasarkan
53
hasil wawancara dengan guru bidang studi biologi, bahwa
rata-rata nilai biologi
untuk tiga kali tes formatif pada semester I adalah 6.7
untuk pengetahuan produk.
Siswa juga berbeda dalam sosiokultural. Dari buku induk
siswa baru terlihat
bahwa siswa berasal dari empat jenis latar belakang
keluarga yaitu, pegawai
negeri sipil, petani, buruh (termasuk tenaga kerja di
luar negeri), nelayan, dan
wiraswasta. Keseluruhan siswa berasal dari empat suku
yaitu suku Sasak atau
Lombok yang mendominasi, suku Sumbawa, dan suku Bima.
Dengan adanya
perbedaan latar belakang pengetahuan, kemampuan, latar
belakang keluarga, dan
suku dalam kelompok siswa yang mempunyai tingkat
perkembangan kognitif
yang relatif sama, maka penting diadakannya pengajaran
yang berorientasi pada
kerja sama antar siswa untuk mengembangkan sikap saling
menghargai dan
menerima perbedaan. Dalam hal ini pembelajaran yang
berorientasi model
pembelajaran kooperatif sangat diperlukan.
3) Analisis tugas
Analisis tugas merupakan pemahaman tugas dalam
pembelajaran yang
dilakukan untuk mengidentifikasi struktur pokok bahasan
yang dipilih. Dalam hal
ini adalah pokok bahasan Aksi Interaksi. Analisis tugas
digunakan untuk merinci
isi mata ajar dalam bentuk garis-garis besar isi pokok
bahasan. Analisis tugas pada
pokok bahasan Aksi Interaksi meliputi analisis isi
pelajaran dan analisis konsep.
Hasil akhir dari analisis tugas adalah tertuang dalam
“Materi Ajar dan Lembar
Kegiatan Siswa” sebagai perangkat pembelajaran yang akan
digunakan dalam
penelitian.
54
Analisis tugas yang diimplementasikan dalam Materi Ajar
dan LKS ini,
peneliti berpedoman pada; GBPP mata pelajaran biologi
kurikulum 1994
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan; Buku Penuntun
Biologi karangan
Pratiwi, D.A. et al., penerbit Erlangga.
a. Analisis isi
Dari GBPP mata pelajaran biologi kurikulum SMU 1994
tentang pokok
bahasan Aksi Interaksi, dapat diuraikan sebagai berikut.
Pokok Bahasan
Aksi dan Interaksi
Sub Pokok Bahasan:
1. Interaksi menunjukkan hubungan saling mempengaruhi
yang dinamik antar
faktor biotik, antara faktor biotik dan abiotik dalam
eksosistem,
a) Pola-pola interaksi yang melibatkan faktor-faktor
biotik, rantai makanan,
aliran energi, dan siklus biogeokimia berlangsung pada
tingkat individu,
populasi, dan komunitas.
(1) Mengamati hubungan biotik-abiotik, rantai makanan,
jaring-jaring
makanan di lingkungan sekolah dengan menggunakan lembar
observasi.
(2) Dijelaskan dengan menggunakan charta siklus
biogeokimia dalam
suatu ekosistem misalnya siklus nitrogen, siklus karbon,
dan siklus air.
b) Dalam interaksinya komunitas mengalami pertumbuhan
yang dinamik,
sehingga tercapai klimaks.
(1) Mendiskusikan suksesi komunitas sampai mencapai
klimaks melalui
berbagai model pertumbuhan.
55
c) Hubungan antara komunitas dengan lingkungan membentuk
berbagai
macam ekosistem.
(1) Mengadakan studi lapangan ke suatu ekosistem khas
(misalnya kolam).
Diidentifikasikan komunitas di dalamnya dan dipelajari
keterkaitan satu
sama lainnya.
(2) Berdasarkan hasil pengamatan berbagai populasi dalam
suatu komunitas,
peranan populasi dalam ekosistem, serta faktor-faktor
abiotik,
mendiskusikan berbagai macam ekosistem.
Dari isi pokok bahasan tersebut dapat dianalisis struktur
isinya yang
meliputi fakta, konsep, dan prinsip. Untuk setiap
subpokok bahasan pada Aksi
Interaksi, hasil analisis struktur isinya adalah sebagai
berikut.
1) Subpokok bahasan: Pola-pola interaksi yang melibatkan
faktor biotik-abiotik,
rantai makanan, aliran energi, dan siklus biogeokimia
berlangsung pada tingkat individu, populasi, dan
komunitas.
Fakta:
(a) Organisme hidup akan selalu membutuhkan organisme
lain dan lingkungan
hidupnya.
(b) Dalam ekosistem terjadi rantai makanan, pengalihan
energi, dan siklus
biogeokimia.
(c) Tumbuhan hijau merupakan produsen utama dalam
ekosistem.
(d) Salah satu cara suatu komunitas berinteraksi adalah
dengan peristiwa makan
dan dimakan.
(e) Sumber energi utama dalam ekosistem adalah matahari.
56
(f) Organisme pada tingkat trofik pertama biasanya
melimpah, sedangkan pada
tingkat trofik kedua dan seterusnya semakin berkurang.
(g) Tidak ada pemanfaatan energi secara efisien dalam
ekosistem.
(h) Tubuh makhluk hidup tersusun atas materi dasar yang
berupa unsur yang
terdapat dalam senyawa kimia.
Konsep:
(a) Produsen
(b) Konsumen
(c) Herbivor
(d) Karnivor
(e) Omnivor
(f) Pemangsa
(g) Saprofit
(h) Piramida ekologi
Prinsip:
(a) Rantai makanan adalah pengalihan energi dari
sumbernya dalam tumbuhan
melalui sederetan organisme yang makan dan dimakan.
(b) Aliran energi merupakan rangkaian urutan pemindahan
bentuk energi satu ke
bentuk energi lain dimulai dari matahari lalu ke
produsen, konsumen, sampai
ke saproba dalam tanah.
(c) Siklus biogeokimia tidak hanya melalui organisme,
tetapi juga melibatkan
reaksi-rekasi kimia dalam lingkungan abiotik.
57
2) Subpokok bahasan: Dalam interaksinya, komunitas
mengalami pertumbuhan
yang dinamik sehingga tercapai klimaks dengan berbagai
model pertumbuhan.
Fakta:
(a) Ekosistem selalu mengalami perubahan.
(b) Ekosistem dapat mengalami gangguan baik oleh alam
maupun oleh manusia.
(c) Gangguan alami antara lain; tanah longsor, kebakaran
hutan, letusan gunung
berapi, endapan lumpur di muara sungai, dan endapan pasir
di pantai.
(d) Gangguan manusia antara lain; penambangan timah,
batubara, dan minyak
bumi.
Konsep:
(a) Ekosistem klimaks
(b) Gangguan alami
(c) Gangguan oleh manusia
(d) Vegetasi perintis
(e) Ekosistem seimbang (homeostatis)
Prinsip
(a) Suksesi primer terjadi jika komunitas asal terganggu,
yang mengakibatkan
hilangnya komunitas asal secara total hingga di tempat
komunitas asal
terbentuk habitat baru.
(b) Suksesi sekunder terjadi jika suatu komunitas
mengalami gangguan, dan
gangguan tersebut tidak merusak secara total tempat
tumbuh organisme,
sehingga dalam komunitas tersebut, substrat lama dalam
kehidupan masih ada.
58
3) Subpokok bahasan: Hubungan antara komunitas dengan
lingkungannya
membentuk berbagai macam ekosistem.
Fakta:
(a) Ekosistem terbentuk dari komponen biotik dan abiotik.
(b) Organisme hidup yang telah mati akan diuraikan oleh
organisme pengurai.
(c) Organisme dalam ekosistem mempunyai cara hidup yang
berbeda -beda.
(d) Habitat laut mempunyai salinitas yang tinggi.
(e) Dalam biosfer, setiap makhluk hidup menempati
lingkungan yang cocok.
Konsep:
(a) Bioma
(b) Habitat
(c) Relung
Prinsip:
(a) Interaksi yang kompleks antara komponen biotik dan
abiotik membentuk
suatu ekosistem.
(b) Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan
fisiknya berupa daratan.
(c) Ekosistem perairan dibedakan menjadi ekosistem air
tawar dan ekosistem air
laut.
b. Analisis konsep
Analisis konsep merupakan identifikasi konsep-konsep
utama yang akan
diajarkan dan menyusunnya secara sistematis serta
mengkaitkan satu konsep
dengan konsep lain yang relevan, sehingga membentuk suatu
peta konsep. Untuk
pokok bahasan Aksi Interaksi dapat dibuat peta konsepnya
seperti pada gambar
3.2.
59
meliputi
macamnya
macamnya macamnya
terdiri dari contohnya
macamnya contoh
macamnya
contoh macamnya
Gambar 3.2: Peta konsep Aksi Interaksi
(Dikembangkan dari Buku: Biologi SMU Kelas I, Pratiwi, D.A et al., 2000)
Ekosistem
Air
POLA-POLA
INTERAKSI
SUKSESI
EKOSISTEM
Rantai
Makanan
Jaring
Makanan
Daur
Biogeokimia
Piramida
Ekologi
Rantai
Pemangsa
Rantai
Parasit
Rantai
Saprofit
P.
Jumlah
P.
Biomassa
P. Energi
Daur N
Daur O2
Daur C
Daur Air
Suksesi
Primer
Suksesi
Sekunder
Ekosistem
Darat
Bioma Gurun
B. Pad. Rumput
B.
Hut. Basah
Ek.
Air tawar Ek. Air Laut
B.
Hut. Gugur
Bioma
Taiga
Bioma Tundra
Ek. Estuaria
Ek. Pantai
Ek. Laut Dalam Ek. Danau
Ek. Sungai
Ek. Terumbu
AKSI INTERAKSI
60
4) Menyusun Urut-urutan Konsep
Tujuan langkah ini adalah untuk menetapkan hirarki konsep
yang akan
dibahas dalam proses belajar dan mengajar. Konsep atau
materi harus benar-benar
dipertimbangkan sehingga semua disusun berdasarkan
pengetahuan atau
keterampilan yang dikuasai oleh siswa pada pelajaran
sebelumnya atau pada
tahap lebih awal dari pelajaran.
Konsep atau tugas pada pengembangan perangkat ini,
ditulis secara
berurutan dengan memulai dari pembahasan pengetahuan yang
sederhana
kemudian dilanjutkan dengan pengetahuan yang lebih
kompleks. Urut-urutan
konsepnya adalah sebagai berikut.
(1) Rantai makanan
(2) Jaring-jaring makanan
(3) Tingkat tropik dalam rantai makanan
(4) Aliran energi
(5) Piramida ekologi
(6) Siklus biogeokimia
(7) Suksesi
(8) Macam-macam ekosistem
Kedelapan konsep tersebut, masing-masing, konsep nomor 1
sampai nomor
5 akan disajikan pada pertemuan pertama, konsep nomor 6
dan 7 disajikan pada
pertemuan ke dua, dan konsep nomor 8 disajikan pada
pertemuan ke tiga.
61
5) Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Hasil analisis tugas dan analisis konsep akan digunakan
sebagai acuan
perumusan tujuan pembelajaran khusus yang dinyatakan
dengan tingkah laku
sebagai penjabaran dari tujuan pembelajaran umum. Tujuan
pembelajaran khusus
disusun oleh peneliti dengan berpedoman pada Gronlund
(1995). Rangkaian
tujuan ini merupakan dasar untuk desain perangkat
pembelajaran dan penyusunan
tes. Sesuai dengan analisis tugas dan analisis konsep di
atas, maka dapat disusun
tujuan pembelajaran khusus untuk RP1 sampai dengan RP3.
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Siswa memahami prinsip dan pola interaksi dalam ekosistem
melalui
perencanaan, pengamatan, dan diskusi.
Tujuan Pembelajaran Khusus RP 1
Tujuan Produk
Setelah kegiatan belajar mengajar berlangsung siswa
dapat;
(1) Menyebutkan 4 macam pola aksi interaksi.
(2) Menjelaskan pengertian rantai makanan.
(3) Menentukan batasan organisme pada rantai pemangsa,
rantai parasit, dan
rantai saprofit.
(4) Menyusun urutan tingkat trofik dalam suatu rantai
makanan.
(5) Menjelaskan pengertian aliran energi
(6) Menjelaskan aliran energi dalam suatu ekosistem.
(7) Menjelaskan tentang piramida ekologi
62
(8) Menjelaskan pengertian biomassa.
(9) Memprediksikan penyebab terjadinya penurunan energi
yang tersedia pada
piramida energi
Tujuan Proses
(1) Menggambar jaring-jaring makanan.
(2) Membuat prediksi terhadap suatu komunitas jika salah
satu mata rantai
mengalami perubahan jumlah.
Tujuan Afektif
(1) mengajukan pertanyaan
(2) menjawab pertanyaan
(3) menyampaikan ide/pendapat
(4) menghargai pendapat
(5) mendengarkan secara aktif
(6) berada dalam tugas
Tujuan Pembelajaran Khusus RP 2
Setelah kegiatan belajar mengajar berlangsung siswa dapat;
(1) Menjelaskan pengertian siklus biogeokimia.
(2) Mengidentifikasi bentuk-bentuk nitrogen dalam tanah
yang dimanfaatkan oleh
tumbuhan.
(3) Menjelaskan salah satu asal nitrogen bebas dan cara
pemanfaatannya oleh
tumbuhan.
(4) Menjelaskan sumber-sumber CO2 di alam.
(5) Menjelaskan pengertian suksesi.
63
(6) Membedakan suksesi primer dengan suksesi sekunder.
Tujuan Proses
(1) Menyusun skema siklus nitrogen yang terjadi pada
suatu komunitas.
(2) Membuat diagram siklus CO2 dan O2 yang terjadi pada komunitas sekolah.
(3) Meramalkan urutan komunitas suksesi yang terjadi pada
ekosistem yang telah
stabil.
Tujuan Afektif
(1) mengajukan pertanyaan
(2) menjawab pertanyaan
(3) menyampaikan ide/pendapat
(4) menghargai pendapat
(5) mendengarkan secara aktif
(6) berada dalam tugas
Tujuan Pembelajaran Khusus RP 3
Setelah kegiatan belajar mengajar berlangsung siswa
dapat;
(1) Memerikan ciri-ciri bioma.
(2) Mengidentifikasi vegetasi utama suatu bioma.
(3) Mengidentifikasi hewan utama penghuni suatu bioma.
(4) Menjelaskan pengelompokan organisme air tawar
berdasarkan kebiasaan
hidup.
(5) Membedakan empat pembagian tempat pada danau.
(6) Menjelaskan pembagian ekosistem air laut berdasarkan
kedalamannya.
64
(7) Menjelaskan pembagian ekosistem air laut berdasarkan
wilayah permukaan
secara horizontal.
(8) Memerikan ciri-ciri ekosistem pantai
(9) Membedakan ekosistem estuari dan ekosistem terumbu.
(10) Menjelaskan kedudukan organisme dalam biosfer.
Tujuan Proses
(1) Menyusun diagram pembagian eksosistem yang ada di
muka bumi.
Tujuan Afektif
(1) mengajukan pertanyaan
(2) menjawab pertanyaan
(3) menyampaikan ide/pendapat
(4) menghargai pendapat
(5) mendengarkan secara aktif
(6) berada dalam tugas
6) Strategi kegiatan belajar-mengajar
Sesuai dengan inti penelitian ini adalah mengembangkan
perangkat
pembelajaran yang berorientasi model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw pada
pokok bahasan Aksi Interaksi, kegiatan belajar mengajar
yang dipersiapkan
adalah mengacu pada sintak model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw seperti
yang tertuang dalam Arends (2001). Untuk melengkapi model
pembelajaran
tersebut, sesuai dengan ciri khas pembelajaran
kooperatif, maka metode yang
65
digunakan adalah ceramah dan diskusi. Sedangkan
pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan secara kelompok.
Urutan langkah pembelajaran pokok bahasan Aksi Interaksi
yang
berorientasi pada model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw adalah seperti pada
contoh RP1 pada tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1
Contoh KBM subpokok bahasan Pola-pola Interaksi (RP 1)
Fase Langkah Waktu
Fase 1 Menyajikan rencana dan tujuan pembelajaran dan
memotivasi
siswa.
_Guru menyampaikan TPK, dan keterampilan kooperatif
tipe jigsaw.
_Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan
permasalahan hubungan antar organisme yang ada di
sekitar.
10
menit
Fase 2 Menyajikan informasi
_Guru mengaitkan dengan pengetahuan sebelumnya
tentang ekologi.
_Guru menjelaskan dengan singkat tentang rantai makanan
dalam ekosistem.
15
menit
Fase 3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar.
_Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok belajar,
dimana tiap kelompok beranggotakan 5-6 orang dengan
beragam tingkat kemampuannya.
_Guru mengingatkan siswa agar setiap kelompok
menggunakan keterampilan kooperatif. Dan apabila ada
yang mengalami kesulitan, tanyakan kepada teman atau
guru.
10
menit
Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar
_Membaca, menelaah dan menginterpretasi:
Guru memberikan topik-topik ahli kepada siswa dan
siswa membaca materi tersebut, menelaah dan
menginterpretasi gambar atau skema sesuai dengan topik
masing-masing
(Kelompok Asal). Tiap topik ahli terdiri
dari 1-2 orang yaitu, sebagai berikut.
- Topik ahli 1: Rantai makanan dan Jaring-jaring
Makanan
- Topik ahli 2: - Rantai makanan dan tingkat trofik
- Aliran Energi
- Topik ahli 3: Piramida ekologi
15
menit
66
Tabel 3.1, Lanjutan.
Fase Langkah Waktu
_Diskusi kelompok ahli
Siswa dengan topik-topik ahli yang sama bertemu untuk
mendiskusikan topik tersebut (kelompok ahli).
25
menit
_Kelompok asal:
Ahli tiap topik kembali ke kelompok asalnya untuk
menjelaskan topik kepada anggota kelompoknya.
35
menit
Fase 5 Evaluasi
Siswa memperoleh kuis individu yang mencakup semua
topik.
15
menit
Fase 6 Memberikan Penghargaan
Penghitungan skor kelompok dan menentukan penghargaan
kelompok.
10
menit
Sumber: Diringkas dari Rencana Pembelajaran-01 Perangkat
yang dikembangkan.
7) Memilih media untuk mendukung pembelajaran
Kegiatan pemilihan dan sumber belajar disesuaikan dengan
hasil analisis
tugas, karakteristik siswa, dan ketersediaan alat dan
bahan yang ada pada
Madrasah
Aliyah NW Pondok Pesantren Nurul Haramain. Dari tuntutan GBPP
mata pelajaran biologi dalam kurikulum 1994 dan
disesuaikan dengan
ketersediaan alat dan bahan pada sekolah, maka sebagai
media pendukung dalam
pengajaran pokok bahasan Aksi Interaksi adalah; Charta,
OHP, transparansi, dan
lingkungan sekitar.
Hasil analisis isi, analisis tugas, penyusunan tujuan
pembelajaran, penetapan
strategi belajar dan mengajar, dan pemilihan media
pembelajaran, akan
diimplementasikan dalam Rencana Pembelajaran sebagai perangkat
pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini.
Rencana pembelajaran
dibuat dengan berpedoman pada Gronlund (1995). Pada pokok
bahasan Aksi
Interaksi terdiri dari tiga Rencana Pembelajaran:
67
a) Rencana Pembelajaran 1: Pola-pola interaksi antar
lingkungan biotik dan
abiotik dalam eksosistem.
b) Rencana Pembelajaran 2: (1) Daur biogeokimia, dan
(2) Suksesi
c) Rencana Pembelajaran 3: Macam-macam ekosistem
8) Pemilihan Layanan Penunjang
Pemilihan layanan penunjang antara lain didasarkan pada
tuntutan GBPP
mata pelajaran biologi untuk pengajaran pokok bahasan
Aksi Interaksi, yaitu.
(1) Mengamati hubungan biotik-abiotik, rantai makanan,
jaring-jaring makanan di
lingkungan sekolah dengan menggunakan lembar observasi.
(2) Dijelaskan dengan menggunakan charta siklus
biogeokimia dalam suatu
ekosistem misalnya siklus nitrogen, siklus karbon, dan
siklus air.
(3) Mendiskusikan suksesi komunitas sampai mencapai
klimaks melalui berbagai
model pertumbuhan.
(1) Mengadakan studi lapangan ke suatu ekosistem khas
(misalnya kolam).
Diidentifikasikan komunitas di dalamnya dan dipelajari
keterkaitan satu sama
lain.
(2) Berdasarkan hasil pengamatan berbagai populasi dalam
suatu komunitas,
peranan populasi dalam ekosistem, serta faktor-faktor
abiotik, mendiskusikan
berbagai macam ekosistem.
Menurut Kemp et al. (1994), ada enam bidang layanan penunjang yang
harus diperhatikan selama pengembangan perangkat
pembelajaran, yaitu
anggaran, fasilitas, bahan, perlengkapan, tenaga
penunjang, dan penjadwalan.
68
Dalam pengembangan perangkat ini, peneliti hanya
mempertimbangkan jenis
layanan penunjang yang berupa fasilitas, bahan, tenaga
penunjang, dan
penjadwalan. Jenis layanan penunjang yang dituntut dan
yang tersedia dalam
pengembangan perangkat pembelajaran yang berorientasi
model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw pada MA Ponpes Nurul Haramain
Putri NW Narmada dapat
dilihat pada tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2
Layanan Penunjang Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Pokok Bahasan Aksi Interaksi dengan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe
Jigsaw
No. Jenis Layanan
Penunjang
Layanan yang Dibutuhkan Ketersediaan
1. Fasilitas Ruang kelas, komunitas
sawah atau kolam.
Tersedia ruang kelas
dan komunitas sawah
2. Bahan Bahan pembuatan charta Tersedia
3. Tenaga penunjang Validator dan pengamat 4 orang
validator dan
2 orang pengamat
4. Penjadwalan Alokasi waktu untuk
ujicoba
Alokasi waktu 3 jam
pelajaran untuk satu
kali pertemuan setiap
minggu.
9) Penyusunan Instrumen Evaluasi
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui
kualitas proses dan
kualitas hasil pembelajaran biologi pokok bahasan Aksi
Interaksi melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, maka
pada penelitian ini
akan dikembangkan dua macam instrumen evaluasi yaitu (a)
instrumen evaluasi
untuk mengukur hasil belajar dan (b) instumen evaluasi
untuk mengukur kualitas
proses pembelajaran yang berorientasi pada model
pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw.
69
a) Penyusunan instrumen tes acuan patokan untuk menilai
kualitas hasil
belajar
Instrumen tes disusun berdasarkan hasil perumusan tujuan
pembelajaran
khusus. Tes merupakan salah satu alat untuk mengukur
terjadinya perubahan
tingkah-laku pada siswa setelah berlangsung serangkaian
proses belajar mengajar
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Macam perubahan tingkah laku siswa yang diharapkan berupa
produk,
proses, dan afektif. Sehingga akan disusun tes hasil
belajar biologi pokok bahasan
Aksi dan Interaksi berupa produk dan proses yang dibuat
berdasarkan acuan
patokan. Hasil dari kegiatan penyusunan tes adalah
terbentuknya Perangkat Tes
Hasil
Belajar (THB).
Spesifikasi,
jenis, dan jumlah butir soal untuk masing-masing tes hasil
belajar dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut.
Tabel
3.3
Jenis
dan Jumlah Butir Soal Tes Hasil Belajar
No.
Jenis THB Jenis Butir Soal Jumlah Butir Soal
1.
Produk Objektif 35
2.
Proses Subjektif 6
b)
Penyusunan instrumen untuk menilai kualitas proses belajar mengajar
Penyusunan
instrumen ini didasarkan pada hasil perumusan tujuan
penelitian
untuk menilai kualitas proses pembelajaran. Tujuan penyusunan
instrumen
evaluasi proses yaitu untuk mengetahui gambaran kualitas PBM yang
telah dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw.
70
Dari kegiatan ini akan dihasilkan instrumen Lembar Observasi untuk
mengukur:
(a) Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw
(Instrumen 01).
(b) Aktivitas siswa (Instrumen 02).
(c) Aktivitas guru (Instrumen 02).
(d) Keterampilan kooperatif siswa (Instrumen 03).
Di sini juga akan dihasilkan angket yaitu: angket untuk
mengetahui respon
siswa terhadap pembelajaran yang berorientasi model
pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw, yaitu Angket Respon Siswa (Instrumen 04),
dan angket untuk
mengetahui kesan guru terhadap perangkat pembelajaran dan
model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw, yaitu Angket Kesan Guru (
Instrumen 05).
10) Revisi Perangkat Pembelajaran
Revisi perangkat pembelajaran dilakukan setelah semua
perangkat yang
dikembangkan selesai disusun. Kegiatan revisi dimaksudkan
untuk mengevaluasi
dan memperbaiki rancangan yang dibuat. Pada penelitian
ini, revisi dilakukan
berdasarkan masukan dan penilaian yang diperoleh dari
kegiatan validasi pakar,
simulasi RP tertentu, dan kegiatan Ujicoba I.
Perangkat pembelajaran yang perlu direvisi adalah; Materi
Ajar, Rencana
Pembelajaran, Lembar Kegiatan Siswa, dan Instrumen Tes
Hasil Belajar.
Sedangkan instrumen lain seperti Lembar Observasi dan
Angket tidak dilakukan
revisi, karena instrumen tersebut diadopsi dan
disesuaikan dari model yang sudah
ada sesuai dengan model pembelajaran yang diterapkan,
dalam hal ini adalah
71
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Instrumen
tersebut mengacu kepada
Instrumen dalam Nur (1999b).
a. Validasi Pakar
Validasi akan dilakukan oleh tiga orang pakar yang
kompeten dalam
bidang biologi dan kependidikan biologi, ditambah satu
orang guru mata pelajaran
biologi pada salah satu SMU/MA. Validasi pakar
dimaksudkan untuk
menghasilkan perangkat pembelajaran yang efektif. Daftar
nama validator dapat
dilihat pada tebel 3.4 berikut.
Tabel 3.4
Daftar Nama Validator
No. Nama Peran Perangkat yang
divalidasi
1. Prof. Soeparman
Kardi, M.Sc., Ph.D. Validasi isi dan
keterlaksanaan
Materi Ajar, RP,
LKS, dan THB.
2. Dr. Soewardiati, M. Phil. Validasi isi dan
keterlaksanaan
Materi Ajar, RP,
LKS, dan THB.
3.
Prof. Soegijo Tj., Dip. Ed. Validasi isi dan
keterlaksanaan
Materi Ajar, RP,
LKS, dan THB.
4. Drs. Hari Sutanto, M.Pd. Validasi
keterlaksanaan
dan keterbacaan.
Materi Ajar, RP,
LKS, dan THB.
b. Simulasi
Simulasi dilakukan untuk mengetahui kelayakan perangkat
yang
dikembangkan serta untuk menguji reliabilitas instrumen
pengamatan yang
digunakan. Dalam simulasi ini, peneliti bertindak sebagai
guru model
mensimulasikan RP-03, yaitu tentang Macam-macam
Ekosistem.
Simulasi telah dilakukan di Program Pascasarjana
Universitas Negeri
Surabaya pada tanggal 08 April 2003, dan diikuti oleh 16
orang mahasiswa
72
Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Program
Studi Pendidikan
Sains Angkatan 2001 yang bertindak sebagai siswa.
c. Ujicoba I
Ujicoba I telah dilaksanakan dari tanggal 16 April 18 Mei
2003 di Madrasah
Aliyah Ponpes Darun Najah Duman-Narmada kelas I, semester
II. Kelas yang
digunakan adalah kelas yang telah dirandom dari 4 kelas I
yang ada. Ujicoba I
merupakan validasi lapangan, untuk memperoleh respon,
komentar siswa dan
pengamat, yang diperlukan untuk penyempurnaan prototipe
pembelajaran.
2. Ujicoba II (Pembelajaran Nyata)
Sebagai tahap kedua dari penelitian ini adalah, tahap
Ujicoba II
(pembelajaran nyata) setelah dilakukan pengembangan
perangkat pembelajaran
dan diujicobakan pada Ujicoba I.
Tahap ini dilakukan dengan tujuan; menerapkan perangkat
pembelajaran
pada pembelajaran nyata setelah direvisi berdasarkan
hasil Ujicoba I, dan
mengetahui bagaimana kualitas proses belajar mengajar dan
kualitas hasil belajar
siswa dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang
telah dikembangkan.
Ujicoba II telah dilaksanakan dari tanggal 2 sampai 18
Juni 2003 pada Madrasah
Aliyah kelas I Ponpes Nurul Haramain Putri NW Narmada.
Pelaksanaan Ujicoba I dan Ujicoba II, meliputi; uji awal
(pretest), kegiatan
belajar mengajar (KBM), dan uji akhir (posttest).
Alur kegiatan Ujicoba I dan Ujicoba II seperti yang
terlihat pada diagram
berikut.
73
Gambar 3.3 Alur Kegiatan Ujicoba I dan Ujicoba II
Selama kegiatan belajar mengajar dilakukan pengamatan
terhadap:
a) Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw.
b) Aktivitas siswa.
c) Aktivitas guru.
d) Keterampilan kooperatif siswa.
Pengamatan dilakukan oleh dua orang pengamat seperti yang
tertera pada
tabel 3.5. Pengamatan berorientasi pada instrumen yang
telah disusun oleh
peneliti. Sebelum melakukan pengamatan, para pengamat
akan diberikan
penjelasan dan latihan oleh peneliti perihal kegiatan
pengamatan selama Ujicoba.
Tabel 3.5
Daftar Nama Pengamat
No. Nama Peran Keterangan
1. Abdi Gunawan, S.Pd. a) Pengamat I pada
Ujicoba I.
b) Guru Mitra pada
Ujicoba II.
Guru Biologi MA Ponpes
Nurul Haramain Putri
2. Badrin, S.Pd. Pengamat II pada
Ujicoba I dan II.
Guru Biologi MA Ponpes
Darun Najah
3. Yusuf, S.Pd. Pengamat I pada
Ujicoba II
Peneliti
Perangkat
Uji awal
-
Produk
-
Proses
Pembelajaran
RP1
– RP3
Analisis
Uji
akhir
THB
-
Produk
-
Proses
Laporan
Respon
Siswa &
Kesan
Guru
74
Kegiatan
Ujicoba I dan Ujicoba II menggunakan rancangan One-Group
Pretest-Posttest
Design, karena dilakukan pada satu kelompok, tanpa kelompok
pembanding. Rancangan penelitian, digambarkan sebagai
berikut.
(Tuckman, 1978)
Keterangan:
O1 = Uji awal
O2 = Uji akhir
X = Pembelajaran dengan perangkat pembelajaran dan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw oleh Peneliti dan
Guru
Mitra.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
dikelompokkan menjadi 3
macam yaitu; (1) Instrumen tes hasil belajar, (2) lembar
pengamatan, dan (3)
angket respon siswa dan kesan guru.
1. Tes Hasil Belajar (THB)
Instrumen tes hasil belajar digunakan untuk menilai
kualitas hasil belajar
siswa setelah selesai pembelajaran tiga rencana
pembelajaran (RP). THB pokok
bahasan “Aksi Interaksi” berbentuk pilihan ganda dan
essay dengan spesifikasi
seperti yang terlihat pada tabel 3-3. THB dikembangkan
oleh peneliti dengan
mengacu pada tujuan pembelajaran khusus yang telah
dibuat.
2. Lembar Pengamatan
Untuk mengetahui kualitas proses, dilakukan pengamatan
terhadap;
aktivitas siswa, aktivitas guru, dan penguasaan
keterampilan kooperatif siswa
O1 X O2
75
yang dilakukan dengan mengamati kelas setiap kali tatap
muka. Pengamatan
dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan yang
terdiri dari lembar
pengamatan pengelolaan pembelajaran kooperatif, lembar
pengamatan aktivitas
guru dan siswa, dan lembar pengamatan keterampilan
kooperatif.
a. Lembar Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran Model
Kooperatif Tipe
Jigsaw (Instrumen 01)
Lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran kooperatif
meliputi aspek
persiapan, pendahuluan, kegiatan inti, penutup,
pengelolaan waktu, dan
suasana kelas. Instrumen ini diadopsi dan disesuaikan
dari instrumen
penelitian
kooperatif tipe jigsaw sebelumnya oleh Pendi, S. (2002).
b. Lembar pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa (Instrumen
02)
Lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan
belajar mengajar
meliputi menyampaikan TPK/memotivasi siswa, menyajikan
informasi
tentang materi pelajaran, mendorong/melatihkan
keterampilan kooperatif pada
siswa, dan mengelola KBM sesuai kaidah pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw.
Aktivitas siswa meliputi mendengarkan atau memperhatikan
penjelasan guru
atau teman, membaca LKS dan Buku Ajar siswa, mengerjakan
LKS pada
kelompok ahli, berlatih melakukan keterampilan
kooperatif, dan
mempresentasikan hasil kerja kelompok. Instrumen ini
diadopsi dan
disesuaikan dari instrumen penelitian kooperatif tipe
jigsaw sebelumnya oleh
Pendi, S. (2002).
c. Lembar Pengamatan Keterampilan Kooperatif (Instrumen
03)
Lembar pengamatan keterampilan kooperatif siswa meliputi
menghargai
kontribusi, mengambil giliran dan berbagi tugas,
mengajukan pertanyaan,
76
mendengarkan dengan aktif, dan memeriksa ketepatan.
Instrumen ini diadopsi
dan disesuaikan dari instrumen penelitian kooperatif tipe
jigsaw sebelumnya
oleh Pendi, S. (2002).
3. Angket Respon Siswa dan Kesan Guru (Instrumen 04 dan
05)
Dalam angket respon siswa terhadap KBM, siswa diminta
mengemukakan
pendapatnya tentang kekinian (baru/tidak baru) dan
kesukaan (senang/tidak
senang) terhadap perangkat pembelajaran dan kegiatan
pembelajaran yang
berorientasi pada model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw. Sedangkan angket
kesan guru terhadap perangkat pembelajaran dan model
pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw, guru diminta untuk memberikan penilaian
terhadap perangkat
pembelajaran yang telah dikembangkan oleh peneliti dan
model pembelajaran
yang diterapkan, apakah sangat membantu atau tidak, dan
bagaimana kelebihan
dan kekurangan penerapan perangkat pembelajaran dengan
model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw, serta guru memberikan komentar
tentang kemudahan dan
hambatan selama penerapan model pembelajaran tersebut.
Instrumen ini
dikembangkan dengan mengacu pada Instrumen dalam Nur
(1999b).
G. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini akan dibedakan atas 2
macam, yaitu
analisis untuk menghitung reliabilitas dan validitas
instrumen, dan analisis data
untuk menjawab pertanyaan penelitian.
1. Analisis data untuk menghitung reliabilitas dan
validitas instrumen
Sebelum digunakan untuk menilai kualitas proses dan
kualitas hasil belajar
siswa pada Pembelajaran Nyata (Ujicoba II), instrumen
pengamatan dan
77
instrumen THB yang akan dipakai, terlebih dahulu
dianalisis reliabilitas dan
validitasnya. Reliabilitas dan validitas instrumen
dihitung berdasarkan data hasil
Ujicoba I.
Reliabel instrumen pengamatan akan dihitung dengan teknik
interobserver
agreement. Dua orang
pengamat pada ujicoba menggunakan instrumen yang sama
untuk mengamati variabel yang sama. Kedua pengamat
tersebut diminta untuk
menilai sesuai dengan instrumen pengamatan yang
diujicobakan. Rumus yang
akan digunakan untuk menghitung reliabilitas adalah:
Percent agreement (R) = 100 ú
û
ù
ê
ë
é
+
-
-
B A
B A
1
(Borich, 1994).
Keterangan : A = Frekuensi aspek tingkah-laku yang
teramati oleh
pengamat dengan memberikan frekuensi tinggi.
B = Frekuensi aspek tingkah-laku yang teramati oleh
pengamat lain dengan memberikan frekuensi rendah.
Agar diperoleh reliabilitas yang tinggi dilakukan hal-hal
sebagai berikut.
(1) Pengamatan dilakukan oleh dua pengamat tentang
tingkah laku yang sama
pada saat yang sama.
(2) Mendefinisikan dengan jelas setiap tingkah laku yang
diamati.
(3) Memberi latihan pada pengamat.
Validitas butir tes akan diperoleh dengan menghitung
sensitivitas butir
dari setiap butir soal. Rumus yang akan digunakan adalah
(Gronlund, 1982):
Sensitivitas
(S) =
T
Rb
Ra -
S =
indeks sensitivitas butir soal
Ra = jumlah siswa yang menjawab benar pada tes akhir
Rb = jumlah siswa yang menjawab benar pada tes awal
T = jumlah siswa yang mengikuti tes
78
Indeks butir yang efektif terdapat di antara 0,00 dan
1,00 dan nilai positif
yang lebih besar menyatakan butir soal yang lebih besar
kepekaannya terhadap
efek-efek pembelajaran (Gronlund, 1982). Butir soal yang
mempunyai
sensitivitsas ³ 0.40 maka butir soal tersebut peka terhadap efek-efek
pembelajaran
(Arikunto S., 1991). Sehingga dalam penelitian ini, butir
soal yang dianggap
layak digunakan untuk menilai kualitas hasil belajar
siswa pada Ujicoba II adalah
butir soal yang mempunyai sensitivitas ³ 0.40 dari hasil
Ujicoba I.
Jika suatu butir soal dijawab benar oleh semua siswa
sebelum dan sesudah
pembelajaran, maka butir soal tersebut tidak mengukur
efek-efek pembelajaran.
Sebaliknya, jika suatu butir soal tidak dapat dijawab
benar oleh semua siswa
sebelum dan sesudah pembelajaran, maka soal itu juga tidak
memenuhi fungsinya.
Untuk mengetahui sensitivitas butir soal, uji awal dan
uji akhir yang sama harus
diberikan kepada siswa. Butir soal yang sensitif dijawab
oleh lebih banyak siswa
setelah pembelajaran berlangsung. Nilai positif yang
semakin besar menunjukkan
bahwa kepekaan butir soal terhadap efek-efek pembelajaran
semakin besar.
2. Analisis data untuk menjawab pertanyaan penelitian
Analisis data untuk menjawab pertanyaan penelitian
dilakukan dengan
menggunakan statistik deskriptif, berupa rata-rata, atau
persentase, yang akan
diuraikan
sebagai berikut.
a.
Analisis data pengelolaan pembelajaran
Analisis
data pengelolaan pembelajaran digunakan untuk menjawab
pertanyaan “Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran yang
berorientasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ?”
79
Untuk menganalisis hasil penilaian yang diberikan oleh
pengamat terhadap
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw akan
digunakan ketentuan (Budiningarti, 1998):
0.00 - 1.99 tidak baik
2.00 - 2.99 kurang baik
3.00 - 3.49 cukup baik
3.50 - 4.00 baik
b. Analisis data pengamatan aktivitas guru, aktivitas
siswa, dan
keterampilan kooperatif siswa
Analisis ini digunakan untuk menjawab pertanyaan
penelitian “Bagaimana
aktivitas guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran
?”, dan “Bagaimana
keterampilan kooperatif siswa dalam pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw ?”
Data hasil pengamatan aktivitas guru, aktivitas siswa,
dan keterampilan
kooperatif siswa selama KBM berlangsung dianalisis dengan
menggunakan
persentase (%), yakni banyaknya frekuensi aktivitas
dibagi dengan seluruh
frekuensi aktivitas, dikali 100%.
c. Analisis data respon siswa terhadap perangkat
pembelajaran dan KBM
Anlaisis
data respon siswa digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian
“Bagaimana respon siswa terhadap penerapan perangkat dan
model pembelajaran
yang berorientasi model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw?”
Data respon siswa dianalisis dengan persentase, yakni
jumlah siswa yang
memberikan respon sama dibagi dengan jumlah siswa seluruhnya,
dikali 100%.
80
d. Analisis data kesan guru terhadap perangkat
pembelajaran dan KBM
Anlaisis data kesan guru digunakan untuk menjawab
pertanyaan penelitian
“Bagaimana kesan guru terhadap penerapan perangkat dan
model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw?”
Data yang berupa jawaban guru terhadap sejumlah butir
pertanyaan pada
angket kesan guru, langsung dideskripsikan apa adanya
untuk menggambarkan
kesan atau penilaian guru terhadap perangkat pembelajaran
yang telah
dikembangkan dan penerapan perangkat dan model
pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw yang telah dilakukan selama kegiatan Ujicoba.
e.
Analisis data hasil Tes Hasil Belajar
Anlaisis
data hasil belajar siswa digunakan untuk menjawab pertanyaan
penelitian
“Bagaimana hasil belajar siswa berupa produk dan proses pada
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw ?”
Hasil belajar siswa ditentukan berdasarkan penilaian
acuan patokan. Skor
yang diperoleh siswa melalui THB akan digunakan untuk
menentukan ketuntasan
individual dan ketuntasan klasikal siswa terhdap TPK yang
telah ditetapkan.
Ketuntasan individual atau ketuntasan per siswa
ditentukan dengan rumus:
p = Si x 100%
Sm (Dikembangkan dari Depdikbud, 1995).
Keterangan: p = Persen ketuntasan belajar per siswa
(proporsi siswa)
Si = Jumlah skor yang dicapai siswa terhadap seluruh
butir soal
St =
Jumlah skor total seluruh butir soal
Sebagai standar ketuntasan belajar digunakan patokan yang
ditetapkan
Depdikbud (1995) dalam Kurikulum 1994, yaitu siswa
dikatakan tuntas
81
belajarnya jika proporsi jawaban benar siswa, atau persen
ketuntasan belajarnya ³
65%. Suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya jika di
kelas tersebut terdapat 85%
siswa telah mencapai ketuntasan individual.
Hasil analisis ketuntasan individual dan ketuntasan
klasikal selanjutnya akan
digunakan untuk mendeskripsikan kualitas hasil belajar
siswa Pokok Bahasan
“Aksi Interaksi” melalui pengajaran dengan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw
sesuai dengan tujuan penelitian ini.