BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.
Pendidikan memegang peranan penting yang
menyangkut kemajuan dan masa depan bangsa, tanpa pendidikan yang baik mustahil
suatu bangsa akan maju.
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional BAB II Pasal 4 menyebutkan bahwa: “Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusi Indonesia
dalam rangka upaya mewujudkan tujuan Nasional”.
Berhasil atau tidak suatu pendidikan dalam
suatu negara salah satunya adalah karena guru. Guru mempunyai peranan yang
sangat penting dalam perkembangan dan kemajuan anak didiknya. Dari sinilah guru
dituntut untuk dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Untuk dapat
mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan guru harus pandai memilih metode
yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan anak didik. Supaya anak didik merasa
senang dalam proses belajar mengajar berlangsung.
Salah
satu tujuan pendidikan adalah upaya
untuk mengembangkan bakat dan kemampuan individual, sehingga potensi kejiwaan
anak dapat diaktualisasikan secara sempurna.
Proses
pendidikan mencakup berbagai dimensi, diantaranya badan, perasaan, kehendak dan
seluruh unsur kejiwaan manusia serta bakat dan kemampuannya.Berkaitan dengan
cakupan pendidikan yang begitu luas maka diperlukan beberapa metode yang
diharapka dapat menjadi indikator tercapainya sebuah kegiatan belajar mengajar
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Selain itu metode merupakan unsur yang
sangat penting dan tidak dapat dihilangkan dalam pendidikan untuk mencapai
suatu tujuan yang diinginkan.
Dalam
proses belajar mengajar keberadaan guru atau pendidik menjadi hal yang sangat
penting. Keberadaan guru disini mempunyai fungsi utama dalam tercapainya sebuah
proses belajar mengajar, sebagaimana tertera dalam tujuan pendidikan yaitu
membentuk anak yang sedang tumbuh untuk belajar berfikir secara logis dan
membimbing proses pemikiran secara bijak. Allyn dan Bacon, 1996, mengatakan ada
4 tujuan pengajaran aktif, yaitu:
1.
membangun team, yang artinya semangat kerja sama
2.
penguasaan, yang artinya mempelajari sikap, pengalaman,
pengetahuan peserta didik.
3.
ketertiban belajar secara seketika dan menciptakan
perhatian minat awal siswa dalam mata pelajaran.
Dari
pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk menerima dan menguasai
pelajaran dengan baik dan terlibat dalam proses belajar mengajar atau katif
maka siswa harus dalam kondisi siap baik jasmani atau rohani, dan siap pada
setiap materi yang akan disampaikan. Dan disini peran seorang guru untuk membantu
proses berfikir anak didik, sehingga anak didik dapat menerima dan memahami tentang apa yang sedang
dipelajari, agar proses belajar mengajar sesuai dengan apa yang diharapkan.
Maka dari itu diperlukan suatu metode yang efektif dan efesien.
Disaat
sekarang ini sering kita jumpai para siswa yang tidak punya kesiapan dalam
menghadapi kegiatan belajar mengajar, terutama dalam hal materi pelajaran yang
akan disampaikan, bahkan kadang lupa sama sekali, sehingga ketika di dalam
kelas siswa tidak tahu materi apa yang dibahas, apalagi mengenai isinya dan
sering dari mereka itu melupakannya. Selain itu dalam proses belajar mengajar
sering kita jumpai bebagai permasalahan yang salah satunya adalah masalah
alokasi waktu yang tidak mencukupi, sehingga menyebabkan interaksi belajar
mengajar menjadi tidak efektif dan efesien serta tidak sesuai dengan tuntutan
yang diharapkan oleh kurikulum.
Maka
untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu cara agar pelaksanaan belajar
mengajar dapat terlakasana secara efektif, yang mana salah satunya yaitu dengan
menerapkan atau menggunakan metode resitasi atau tugas, sebagai selingan dan
variasai tekhnik penyajian pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam,
baik itu tugas individual atau kelompok, rumah / sekolah, merupakan salah satu
metode dari sekian banyak metode yang ada, sebagai langkah alternatif dalam
rangka mengefesiensikan proses pembelajaran.
Sebuah
tujuan pendidikan tidak akan tercapai tanpa adanya sikap partisipasi dari
siswa, diantaranya dapat berupa mendengarkan, memahami, dan menjelaskan, serta
menulis. Akan tetapi lebih jauh dari sikap partisipasi tersebut adalah
bagaimana siswa dapat giat menerima pelajaran dan ikut berpartisipasi baik
pemahaman atau perbuatan.
Seorang
guru tidak hanya menjadi penyaji akan tetapi bagaimana mampu mengajak siswa
sehingga siswa larut dan membaur menjadi satu dalam permainan yang disajikan,
serta mampu memberikan sumbangsih dalam
permainan tersebut, baik secara kejiwaan, perasaan atau tanggapan. Ahmad Rohani
dan Abu Ahmad (1991) mengatakan bahwa untuk memperoleh hasil yang optimal dalam
proses belajar mengajar secara aktif siswa hendaknya mendengarkan, mengamati,
menyelidiki dan menguraikan ketentuan satu dengan yang lainnya. Dan semua itu
membutuhkan kesiapan (agar dapat menggunakan materi dengan baik).
Resitasi
atau penugasan diharapkan daapt mengatasi persoalan yang timbul dan proses
belajar mengajar sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka ada dua permasalahan yang akan diajukan dalam
penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1.
Bagaiamana penerapan metode resitasi atau tugas di
kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Batu?
2.
Apakah metode resitasi (tugas) dapat efektif dalam meningkatkan
kesiapan siswa dalam menerima pelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa?
C. Tujuan
Penelitian
Berdasarkan
pada rumusan masalah di atas, maka penulis akan merumuskan penelitian ini
dengan tujuan sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan metode resitasi
atau tugas di Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Batu
2.
untuk mengetahui apakah metode resitasi dapat efektif
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Batu.
D.
Hipotesis Penelitian
Dengan penerapan metode resitasi
dapat meningkatkan kesiapan siswa dalam menerima pelajaran sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar.
E. Manfaat
Penelitian
Hasil
dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam upaya
meningkatkan pembelajaran di SMA Negeri 1 Batu, khususnya pada kegiatan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam, diantaranya adalah untuk:
1.
Bagi lembaga
Penerapan metode resitasi dapat dijadikan bahan pertimbangan
atau pijakan bagi lembaga sekaligus sebagai kerangka acuan dalam mengembangkan
hal-hal yang berkaitan dengan pengajaran dalam pembelajran mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam yang lebih baik.
2.
Bagi Guru
Penerapan metode rsesitasi diharapkan akan lebih mempermudah
para guru dalam mengajarkan atau menyampaikan mata pelajaran dan mengarahkan siswa
khususnya terhadap siswa yang sering tidak serius dalam kegiatan belajar
mengajar.
3.
Bagi Siswa
Dengan metode resitasi (tugas) yang diterapkan oleh guru
diharapkan siswa lebih siap dalam
menerima pelajaran dan mengikuti proses belajar mengajar dengan baik, khususnya
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sehingga siswa daapt mengembangkan
berfikirnya dan menerima materi dengan baik.
4.
Bagi peneliti
Penggunaan metode resitasi (tugas) akan mempermudah meneliti
dalam mengetahui sejauh mana kemampuan siswa terhadap materi mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam yang telah diberikan serta
tanggung jawab siswa terhadap tugas mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan menambah wawasan bagi calon guru.