MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKn MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL
NUMBERED HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS ………………………………………………
TAHUN ………………………
TAHUN ………………………
KARYA TULIS ILMIAH
OLEH:
………………………………………..
NIP:…………………………………
DINAS PENDIDIKAN ………………………………..
……………………………………………..
HALAMAN PENGESAHAN
KARYA ILMIAH
BERJUDUL:
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKn MELALUI
METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL
NUMBERED HEAD TOGETHER PADA SISWA
KELAS ………………………………………………
TAHUN ………………………
METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL
NUMBERED HEAD TOGETHER PADA SISWA
KELAS ………………………………………………
TAHUN ………………………
OLEH:
…………………………………………..
TELAH DISETUJUI
Pengelola Perpustakaan Ketua
PGRI
………………………. …………….
……………………… ……………..
NIP:…………………. NPA:………..
|
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur alhamdullolah Kehadirat Allah SWT, hanya
dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas
penyusunan karya ilmiah dengan judul “Meningkatkan Prestasi Belajar PKn melalui Metode
Pembelajaran Kooperatif Model Numbered
Head Together Pada Siswa Kelas………………………. Tahun…………………….”, penulisan
karya ilmiah ini kami susun untuk memenuhi persyaratan kenaikan golongan profesi guru dari IVa ke IVb.
Dalam penyusunan
karya ilmiah ini penulis banyak mendapat
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu terima kasih kami ucapkan dengan tuilus
dan sedalam-dalamnya kepada:
1. Yth. Kepala Dinas
Pendidikan Kota…………………………………………….
2. Yth Ketua PGRI Kota …………………………………………………………..
3. Yth Rekan-rekan Guru
…………………………………………………………
Penulis menyadari
bahwa penulisan karya ilmah ini jauh dari sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak selalu penulis harapkan.
………………………………………
Penulis
|
ABSTRAK
……………..,2004. “Meningkatkan
Prestasi Belajar PKn melalui Metode
Pembelajaran Kooperatif Model Numbered
Head Together Pada Siswa Kelas………………………. Tahun…………………….”,
Kata Kunci : PKn ,
kooperatif numbered head together
Sudah seyogyanya
kegiatan belajar mengajar juga lebih mempertimbahkan siswa. Siswa bukan sebuah
botol kosing yang bisa diisi dengan
muatan-muatan informasi apa saja yang dianggasp perlu oleh guru.
Selain itu, alur proses belajar tidak harus berasal dari guru menuju siswa.
Siswa bisa juga saling mengajar dengan sesame siswa yang lainnya. Bahkan, banyak penelitian
menunjukkan bahwa pengajaran oleh rekan
sebaya (peer teaching) ternyata lebih efektif dari pada pengajaran
oleh guru.. system pengajaran yang
memberikan kesempatan kepada anak didik
untuk bekerjasama dengan sesame siswa dalam tugas –tugas yang terstruktur
disebut sebagai system “ pembelajaran gotong royong” atau cooperative learning”
Dalam system ini, guru bertindak sebagai
fasilitator.
Penelitian ini
berdasarkan permasalahn (a) Apakah pembelajaran kooperatif model Numbered Head
Together berpengaruhi terhadap hasil belajar PKN ? (b) seberapa tinggi tingkat penguasaan materi
pelajaran PKn dengan diterapkannya
metode pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together.
Sedangkan tujuan
dari penelitian ini adalah (a) ingin mengetahui pengaryh pembelajaran
kooperatif model Numbered Head Together terhadap hasil belajar pelajaran PKn setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif
model Numbered Head Together.
Penelitian ini
menggunakan penelitian tindakan (action
research) sebanyak tiga putaran.
Setiap putaran terdiri dari empat tahap
yaitu : rancanan, kegiatan dan pengamatan, refleksi dan r efisi. Sasaran
penelitian ini adalah siswa kelas
………………………………………. Tahun pelajaran…………………….. data yang diperoleh berupa
hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analis
didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I
sampai siklus III yaitu, siklus I (67,44%), siklus II (81,39%), siklus III
(94,74%)
Simpulan dari penelitian ini adalah metode pembelajaran
kooperatif dapat berpengaruh positif terhadap prestasi dan motivasi belajar
siswa………………………………………………… serta model pembelajarasn ini dapat digunakan sebagai salah satu alternative
pembelajaran Kewarganegaran
|
DAFTAR ISI
Halaman Judul .........................................................................................
Halaman pengesahan ...................................................................................
Kata Pengantar .........................................................................................
Abstraksi .........................................................................................
Daftar Isi .........................................................................................
Daftar Lampiran .........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...........................................................
B. Rumusan
Masalah.....................................................................
C. Tujuan
Penelitian.......................................................................
D. Kegunaan
Penelitian.................................................................
E. Definisi
Operasional Variabel...................................................
F. Batasan
Masalah.......................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil
Belajar PKn .....................................................................
B Pengajaran
Kooperatif..............................................................
C. Model
Numbered Head Together.............................................
BAB III METODOLOGI
PENELITIAN
A. Tempat,
waktu dan subjek penelitian........................................
B. Rancangan
Penelitian................................................................
C. Alat
Pengumpulan Data............................................................
D. Analisis
Data.............................................................................
|
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data Penelitian Persiklus........................................
B. Pembahasan
BAB V SIMPULAN DAN
SARAN
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
|
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran
Lampiran 1 Rencana
Pembelajaran 1 ......................................................
Lampiran 2 Rencana
Pembelajaran 2 ......................................................
Lampiran 3 Rencana
pembelajaran 3 ......................................................
Lampiran 4 Lembar
Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran
Kooperatif
Model Numbered Head Tugether ....................
Lampiran 5 Lembar
pengamatan Aktivitas Siswa dan
Guru
dalam KBM ...............................................................
Lampiran 6 Data
pengamatana Aktivitas Guru dan Siswa
Putaran I ....
Lampiran 7 Data
pengamatana Aktivitas Guru dan Siswa
Putaran II...
Lampiran 8 Data
pengamatana Aktivitas Guru dan Siswa
Putaran III .
Lampiran 9 Penilaian
Cooperatif Learning Pada Siklus I .....................
Lampiran 10 Penilaian
Cooperatif Learning Pada Siklus II ....................
|
Lampiran 11 Penilaian
Cooperatif Learning Pada Siklus III...................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan paraigma lama mengenai proses belajar
mengajar bersumber pada teori (atau lebih tepatnya asumsi) tabula rasa John
Locke yang menyatakan bahwa pikiran anak seperti kertas kosong yang putih dan
siap menunggu coretan-coretan gurunya. Dengan
kata lain, otak seorang anak sepeti botol kosong yang siap diisi dengan
segala ilmu pengetahuan dan kebikaksanaan sang mahaguru.
Tuntutan dalam
dunia pendidikan sudah banyak berubah. Kita tidak bisa lagi mempertahankan paradigma lama tersebut. Teori, penelitian
dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar membuktikan bahwa para guru sudah
harus mengubah paradigma pengajaran.
Kita perlu menelaah kembali
praktik-praktif pembelajaran di sekolah-sekolah . peranan yang harus dimainkan
oleh dunia pendidikan dalam mempersiapkan anak didik untuk berpartisipasi secara utuh dalam kehidupan
bermasyarakat di abad 21 akan sangat
berbeda dengan peranan
tradisional yang selama ini dipegang oleh sekolah-sekolah.
Tampaknya perlu
adanya perubahan dalam menelaah proses belajar siswa interaksi antara siswa dan
guru. Sudah seyogyanya kegiatan belajar mengajar juga lebih mempertimbangkan
siswa. Siswa bukanlah sebuah botol kosong yang bisa diisi dengan muatan-muatan
informasi apa saja yang dianggap perlu oleh guru. Selain itu, alur proses belajar tidak harus berasal
dari guru menuju siswa. Siswa bisa juga saling mengajar dengan sesame siswa
yang lainnya. Bahkan banyak penelitian
menunjukkan bahwa pengajaran oleh rekan sebaya (pear teaching) ternyata lebih efektif daripada pengajaran oleh
guru. System pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk
bekerjasama dengan sesame siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur disebut sebagai system “ pembelajaran gotong royong”
atau cooperative learning. Dalam system ini,
guru bertindak sebagai fasilitator.
Sesungguhnya,
bagi guru-guru di negeri ini metode gotong royong tidak terlampau asing dan
mereka telah sering menggunakannya dan
mengenalnya sebagai metode kerja
kelompok. Memang tidak bisa disangkal bahwa banyak guru telah sering menugarkan
para siswa untuk bekerja dalam kelompok.
Sayangnya, metode
kerja kelompok sering dianggap kurang efektif. Berbagai sikap dan kesan
negative memang bermunculan dalam pelaksanaan metode kerja kelompok. Jika kerja
kelompok tidak berhasil, siswa cenderung saling menyalahkan. Sebaliknya jika
berhasil, muncul perasaan tidak adil. Siswa yang pandai/rajin merasa rekannya
yang kurang mampu telah membonceng pada hasil kerja mereka. Akibatnya metode
kerja kelompok yang seharusnya bertujuan mulia, yakni menanamkan rasa
persaudaraan dan kemampuan bekerja sama,
justru bisa berakhir dengan ketidakpuasan dan kekecewaan. Bukan hanya guru dan
siswa yang merasa pesimis mengenai
penggunaan metode kerja kelompok, bahkan kadang-kadang orang tua pun merasa
was-was jika anak mereka dimasukkan dalam satu kelompok dengan siswa lain yang
dianggap kurang seimbang.
Berbagai dampak
negative dalam menggunakan metode kerja kelompok tersebut seharusnya bisa
dihindari jika saja guru mau meluangkan lebih banyak waktu dan perhatian dalam mempersiapkan dan menyusun metode kerja
kelompok. Yang diperkenalkan dalam metode pembelajaran cooperative learning bukan
sekedar kerja kelompok melainkan pada penstrukturannya, jadi system pengajaran cooperative learning bisa didefinisikan sebagai kerja/belajar
kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima
unsure pokok (Johnson & Johnson, 1993), yaitu saling ketergantungan
positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerjasama
dan proses kelompok.
Kekawatiran bahwa
semangat siswa dalam mengembangkan diri secara individual bisa terancam dalam
menggunaan metode kerja kelompok bisa dimengerti karena dalam penugasan
kelompok yang dilakukan secara sembarangan, siswa bukannya belajar secara
maksimal, melainkan belajar mendominasi ataupun melempar tanggung jawab. Metode
pembelajaran gotong royong distruktur sedemikian rupa sehingga masing-masing
anggota dalam satu kelompok melaksanakan tanggung jawab pribadinya karena ada
system akuntabilitas individu. Siswa tidak bisa begitu saja membonceng jerih payah
rekannya dan usaha setiap siswa akan dihargai sesuai dengan poin-poin
perbaikannya.
Dari latar
belakang masalah tersebut, maka peneliti merasa terdorong untuk melihat
pengaruh pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together terhadap prestasi belajar siswa dengan mengambil judul
“ Meningkatkan Prestasi Belajar PKn melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head
Together pada Siswa kelas ……………………….
Tahun pelajaran………………………………………….
B. Rumusan Masalah
Merujuk pada uraian latar belakang
di atas dapat dikaji ada beberapa
permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together
berpengaruh terhadap hasil belajar PKn siswa kelas ………………………………….tahun
pelajaran………………………………
2. Seberapa tinggi tingkat
penguasaan materi pelajaran PKn dengan
diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together pada siswa kelas……………………………tahun
pelajaran…………………………
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan atas rumusan masalah di atas , maka tujuan
dilaksanakannya penelitian ini adalah:
1. Ingin
mengetahui pengaruh pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together terhadap hasil belajar PKn siswa kelas……………………………. Tahun pelajaran
…………………
2. Ingin mengetahui bagaimanakah pemahaman dan penguasaan mata
pelajaran PKn setelah diterapkannya
pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together pada siswa ……………………………. Tahun
Pelajaran………………..
D. Manfaat Hasil Penelitian
1. Hasil dan temuan penelitian ini dapat
memberikan informasi tentang
pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together dalam Pembelajaran PKn
2. Sebagai penentuan kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi
belajar siswa khususnya pada mata pelajaran PKn .
3 Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran
yang dapat memberikan manfaat bagi siswa.
4. Dapat meningkatkan motivasi belajar dan melatih sikap social untuk
saling peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam mencapai tujuan belajar.
5. Menambah pengetahuan dan wawaan penulis tentang peranan guru PKn dalam meningkatkan pemahaman siswa belajar PKn
6. Sumbangan pemikiran bagi guru PKn dalam mengajar dan meningkatkan pemahaman
siswa belajar PKn
E. Definisi Operasional Variabel
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka
perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran kooperatif adalah
Pembelajaran yang secara sadar dan
sistematis mengembangkan interaksi yang silih
asah, silih asih, dan silih asuh antar sesame siswa sebgai latihan hidup di
dalam masyarakat nyata.
2. Motivesi belajar adalah
Suatu proses untuk menggiatkan
motif-motif menjadi perbuatan atau
tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan
dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat
sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
3. Prestasi belajar adalah
Hasil belajar yang dinyatakan dalam
bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran.
F. Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah meliputi:
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas…………………tahun
pelajaran…………………………
2. Penelitian ini dilakukan pada bulan April semester genap tahun
pelajaran …………………………..
3. Meteri yang disampaikan adalah pokok bahasan …………………..