BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar
Belakang.
Pendidikan memegang peranan penting yang
menyangkut kemajuan dan masa depan bangsa, tanpa pendidikan yang baik mustahil
suatu bangsa akan maju.
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional BAB II Pasal 3 menyebutkan bahwa: “Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusi Indonesia
dalam rangka upaya mewujudkan tujuan Nasional”.
Berhasil atau tidak suatu pendidikan dalam
suatu negara salah satunya adalah karena guru. Guru mempunyai peranan yang
sangat penting dalam perkembangan dan kemajuan anak didiknya. Dari sinilah guru
dituntut untuk dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Untuk dapat
mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan guru harus pandai memilih metode
yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan anak didik. Supaya anak didik merasa
senang dalam proses belajar mengajar berlangsung.
Salah satu tujuan
pendidikan adalah upaya untuk mengembangkan bakat dan kemampuan individual,
sehingga potensi kejiwaan anak dapat diaktualisasikan secara sempurna.
Proses pendidikan mencakup berbagai dimensi, diantaranya
badan, perasaan, kehendak dan seluruh unsur kejiwaan manusia serta bakat dan
kemampuannya.Berkaitan dengan cakupan pendidikan yang begitu luas maka
diperlukan beberapa metode yang diharapka dapat menjadi indikator tercapainya
sebuah kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Selain
itu metode merupakan unsur yang sangat penting dan tidak dapat dihilangkan
dalam pendidikan untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.
Dalam proses belajar mengajar keberadaan guru atau pendidik
menjadi hal yang sangat penting. Keberadaan guru disini mempunyai fungsi utama
dalam tercapainya sebuah proses belajar mengajar, sebagaimana tertera dalam
tujuan pendidikan yaitu membentuk anak yang sedang tumbuh untuk belajar
berfikir secara logis dan membimbing proses pemikiran secara bijak. Allyn dan
Bacon, 1996, mengatakan ada 3 tujuan pengajaran aktif, yaitu:
1.
membangun team, yang artinya semangat kerja sama
2.
penguasaan, yang artinya mempelajari sikap, pengalaman,
pengetahuan peserta didik.
3.
ketertiban belajar secara seketika dan menciptakan
perhatian minat awal siswa dalam mata pelajaran.
Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk
menerima dan menguasai pelajaran dengan baik dan terlibat dalam proses belajar
mengajar atau katif maka siswa harus dalam kondisi siap baik jasmani atau
rohani, dan siap pada setiap materi yang akan disampaikan. Dan disini peran
seorang guru untuk membantu proses berfikir anak didik, sehingga anak didik
dapat menerima dan memahami tentang apa
yang sedang dipelajari, agar proses belajar mengajar sesuai dengan apa yang
diharapkan. Maka dari itu diperlukan suatu metode yang efektif dan efesien.
Disaat sekarang ini sering kita jumpai para siswa yang tidak
punya kesiapan dalam menghadapi kegiatan belajar mengajar, terutama dalam hal
materi pelajaran yang akan disampaikan, bahkan kadang lupa sama sekali,
sehingga ketika di dalam kelas siswa tidak tahu materi apa yang dibahas,
apalagi mengenai isinya dan sering dari mereka itu melupakannya. Selain itu
dalam proses belajar mengajar sering kita jumpai bebagai permasalahan yang
salah satunya adalah masalah alokasi waktu yang tidak mencukupi, sehingga
menyebabkan interaksi belajar mengajar menjadi tidak efektif dan efesien serta
tidak sesuai dengan tuntutan yang diharapkan oleh kurikulum.
Maka untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu cara agar
pelaksanaan belajar mengajar dapat terlakasana secara efektif, yang mana salah
satunya yaitu dengan menerapkan atau menggunakan metode resitasi atau tugas,
sebagai selingan dan variasai tekhnik penyajian pembelajaran mata pelajaran Sosiologi,
baik itu tugas individual atau kelompok, rumah / sekolah, merupakan salah satu
metode dari sekian banyak metode yang ada, sebagai langkah alternatif dalam
rangka mengefesiensikan proses pembelajaran.
Sebuah tujuan pendidikan tidak akan tercapai tanpa adanya
sikap partisipasi dari siswa, diantaranya dapat berupa mendengarkan, memahami,
dan menjelaskan, serta menulis. Akan tetapi lebih jauh dari sikap partisipasi
tersebut adalah bagaimana siswa dapat giat menerima pelajaran dan ikut
berpartisipasi baik pemahaman atau perbuatan.
Seorang guru tidak hanya menjadi penyaji akan tetapi
bagaimana mampu mengajak siswa sehingga siswa larut dan membaur menjadi satu
dalam permainan yang disajikan, serta mampu memberikan sumbangsih dalam permainan tersebut, baik
secara kejiwaan, perasaan atau tanggapan. Ahmad Rohani dan Abu Ahmad (1991)
mengatakan bahwa untuk memperoleh hasil yang optimal dalam proses belajar
mengajar secara aktif siswa hendaknya mendengarkan, mengamati, menyelidiki dan
menguraikan ketentuan satu dengan yang lainnya. Dan semua itu membutuhkan
kesiapan (agar dapat menggunakan materi dengan baik).
Resitasi atau penugasan diharapkan daapt mengatasi persoalan
yang timbul dan proses belajar mengajar sehingga dapat mencapai tujuan yang
diinginkan.
I.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka ada dua permasalahan
yang akan diajukan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1.
Bagaiamana penerapan metode resitasi atau tugas di
kelas II.4 SMA Negeri 1 Batu?
2.
Apakah metode resitasi (tugas) dapat efektif dalam meningkatkan
kesiapan siswa dalam menerima pelajaran mata pelajaran Sosiologi sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa?
I.3 Tujuan
Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka penulis akan
merumuskan penelitian ini dengan tujuan sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan metode resitasi
atau tugas di kelas II.4 SMA Negeri 1
Batu
2.
untuk mengetahui apakah metode resitasi dapat efektif
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II.4 SMA Negeri 1 Batu.
1.4 Manfaat
Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan
kontribusi dalam upaya meningkatkan pembelajaran di SMA Negeri 1 Batu,
khususnya pada kegiatan pembelajaran Sosiologi, diantaranya adalah untuk:
1.
Bagi lembaga
Penerapan metode resitasi dapat dijadikan bahan pertimbangan
atau pijakan bagi lembaga sekaligus sebagai kerangka acuan dalam mengembangkan
hal-hal yang berkaitan dengan pengajaran dalam pembelajran mata pelajaran Sosiologi
yang lebih baik.
2.
Bagi Guru
Penerapan metode rsesitasi diharapkan akan lebih mempermudah
para guru dalam mengajarkan atau menyampaikan mata pelajaran dan mengarahkan
siswa khususnya terhadap siswa yang sering tidak serius dalam kegiatan belajar
mengajar.
3.
Bagi Siswa
Dengan metode resitasi (tugas) yang diterapkan oleh guru
diharapkan siswa lebih siap dalam
menerima pelajaran dan mengikuti proses belajar mengajar dengan baik, khususnya
mata pelajaran Sosiologi sehingga siswa daapt mengembangkan berfikirnya dan
menerima materi dengan baik.
4.
Bagi peneliti
Penggunaan metode resitasi (tugas) akan mempermudah meneliti
dalam mengetahui sejauh mana kemampuan siswa terhadap materi mata pelajaran Sosiologi
yang telah diberikan serta tanggung
jawab siswa terhadap tugas mata pelajaran Sosiologi dan menambah wawasan bagi
calon guru.