.

.

(SMABJER-01) MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN ROLE PLAY

LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS














MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JERMAN
SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 SIDOARJO
DENGAN MENGGUNAKAN ROLE PLAY




Oleh :

Ernesta Dwi Winasis Pujiastuti
NIP. 131 901 072




Kemitraan antara :
Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang
dengan
Ditjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan





SMA NEGERI 3 SIDOARJO
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SIDOARJO
November, 2006


HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Judul Penelitian

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Bahasa Jerman Dengan Menggunakan Role Play Siswa Kelas XI Bahasa SMA Negeri 3 Sidoarjo
Identitas Peneliti
a.       Nama Lengkap
b.      Jenis Kelamin
c.       Pangkat/Gol/NIP
d.      Asal Sekolah
e.       Alamat Kantor dan No.Telp
f.       Alamat Rumah dan No.Telp

DRA. ERNESTA DWI WINASIS PUJIASTUTI
Wanita
Pembina / IV a / 131 901 072
SMAN 3 Sidoarjo
Jl. Dr Wahidin 130 Sidoarjo
(031) 8961625
Pondok Sidokare Indah D 17 Sidoarjo
(031) 8945389 / Flexi (031) 71960938
Lama Penelitian
3 bulan : September s.d. November 2006
Biaya yang diperlukan
Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah)
Sumber Dana
Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang

Mengetahui                                                                  Sidoarjo, 15 November 2006
Kepala SMAN 3 Sidoarjo                                           Peneliti



Drs. H. Subagyo, MSi.                                                 Ernesta Dwi Winasis P
NIP 130 934 642                                                         NIP 131 901 072


Menyetujui
Ketua Lemlit Universitas Negeri Malang




Prof. Dr. Ibrahim Bafadal, M.Pd
NIP.131 652 225
KATA PENGANTAR



Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan berkat yang dianugerahkan kepada kami sehingga penulisan laporan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Berbicara Bahasa Jerman Siswa Kelas XI BAHASA SMA Negeri 3 Sidoarjo Dengan Menggunakan Role Play “ telah selesai.
Tujuan penulisan laporan penelitian tindakan kelas ini untuk meningkatkan kemampuan berbicara Bahasa Jerman siswa dengan menggunakan Role Play, dan juga untuk mengembangkan professional guru di bidang pendidikan.
            Ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada :
1.      Bapak Prof. Dr. Ibrahim Bafadal, M.Pd, selaku Ketua Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang. Yang telah memfasilitasi pelatihan penelitian tindakan kelas.
2.      Bapak MG. Hadi Sutjipto, SH, MM., selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo, yang telah memberi kesempatan sebagai perwakilan guru di kabupaten Sidoarjo untuk mengikuti kegiatan ini.
3.      Bapak Drs. H. Subagyo, MSi, selaku Kepala SMA Negeri 3 Sidoarjo, yang telah memberikan dukungan untuk mengikuti pelatihan penelitihan tindakan kelas.
4.      Ibu Dra. Umi Dayati, MPd dan Dra. Harti Kartini, MPd selaku Pembimbing yang mendampingi selama penelitian .
5.      Suami dan anak-anak tercinta yang memberikan doa dan dukungan moril serta teman–teman sejawat yang telah memberikan motivasi kepada penulis.
            Semoga laporan penelitian tindakan kelas ini bermanfaat bagi pembaca khususnya para guru dalam mengemban tugas mulia sebagai pendidik.

Sidoarjo, 15 November 2006
Peneliti
ABSTRAK



Ernesta Dwi Winasis Pujiastuti. 2006. Meningkatkan Kemampuan Berbicara Bahasa Jerman Siswa Kelas XI Bahasa SMA Negeri 3 Sidoarjo Dengan Menggunakan Role Play.

Kata Kunci :  Bahasa Jerman, Berbicara, Role Play


            Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang termasuk dalam program pilihan yang ditawarkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tahun 2006 bagi siswa SMA.  
            Pemerolehan bahasa asing  pada siswa SMA masih tergolong baru, sehingga materi pelajaran yang diperoleh masih sangat sederhana, yakni tentang perkenalan dan kehidupan di sekolah. Materi tersebut memang kurang menarik jika dibandingkan dengan pemerolehan bahasa Inggris yang sudah mereka pelajari sejak di bangku taman kanak-kanak bahkan play group. Ketidaktertarikan siswa terhadap pembelajaran juga didukung adanya kondisi siswa yang masuk program bahasa, hanya tiga orang dari 17 siswa yang murni memilih kelas propram bahasa sedangkan lainya karena tidak lulus kriteria masuk kelas program IPA maupun IPS. Kondisi seperti ini menimbulkan berbagai kendala, misalnya siswa yang pasif, hanya memilih diam dan kurang motivasi.
            Kendala-kendala yang terjadi memotivasi peneliti untuk mengadakan sebuah penelitian dengan harapan dapat memberi variasi pembelajaran. Peneliti mencobakan teknik Role play untuk mengatasi kendala tersebut. Role Play memang mempunyai daya tarik tersendiri. Banyak hal yang dipelajari oleh siswa sebelum role play dilaksanakan. Pertama siswa menyiapkan sebuah narasi. Disinilah siswa belajar memproduksi kalimat, secara tidak langsung siswa belajar memilih kosakata yang tepat, menggunakan tatabahasa yang benar serta melafalkan ujaran dengan tepat, di samping belajar bermain peran yang bermanfaat untuk latihan tampil percaya diri didepan kelas.
            Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI Bahasa SMAN 3 Sidoarjo, dengan jumlah siswa sebanyak 17 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan 3 siklus. Setiap siklus membutuhkan dua kali pertemuan dan setiap siklus dilaksanakan melalui 4 tahapan, yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
            Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketertarikan siswa terhadap Bahasa Jerman mulai meningkat. Hal ini ditunjukkan dari hasil observasi melalui pengamatan visual maupun hasil perekaman. Dengan role play perbendaharan kosakata siswa meningkat, begitu juga dengan penggunaan tatabahasanya. Semakin banyak kosakata yang dimiliki, dan semakin terampil menggunakannya dalam kalimat, maka mereka akan semakin terampil berbicara.



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………....................    i
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………….........     ii
KATA PENGANTAR  …...………………………………………….........     iii
ABSTRAK ………………………………...………………………............     iv
DAFTAR ISI ……………………………………………………………....     v
DAFTAR TABEL …………………………………………………….......                  vii

BAB I PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang Masalah ……………………………………….….    1
B.      Perumusan dan Pemecahan Masalah ……………..……………….    4
1.      Perumusan Masalah …………………………………………...     4
2.      Pemecahan Masalah ……….………………………………….      5
3.      Tujuan Penelitian ……………………………………………...     5
4.      Manfaat Penelitian…………………………….……………….     5

BAB II LANDASAN TEORI
  1. Berbicara ………………………………………………………......     7
  2. Berbicara Sebagai Seni dan Ilmu …………………………............      8
  3. Role Play ………………………………………………………….      9
1.      Penggunaan Role Play …...……………………………………    10
2.      Manfaat Role Play…………………………………………….     11
3.      Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam Role Play …..……..      12

BAB III METODE PENELITIAN
  1. Gambaran Umum Penelitian ………………………………….…...    15
  2. Lokasi Penelitian    …………………………………………………   16
  3. Sumber Data ……………………………………………………….    16
  4. Prosedur Pengumpulan Data …………………………….………...    17
  5. Analisis Data ….……………………………………………….…...   17
  6. Prosedur Penelitian............................................................................    20
1.      Siklus I……………….…………………………………………    20
2.      Siklus II…………...…………………………………………….               23
3.      Siklus III........................…………………………..…...……….    24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.    Siklus I ..….........……………………..………………………….....   26
B.     Siklus II ...…….........…………………………………………….....              31
C.     Siklus III……..…..........…………………………………………....   36
D.    Pembahasan ……...………………………….……….………….....   41

BAB V PENUTUP
  1. Simpulan …...……………………………………………………...    44
  2. Saran ………...………………………………………………..........   45

DAFTAR RUJUKAN...................................................................................    46
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..........................................................................     47


DAFTAR TABEL



Tabel 3.1 Rubrik Penilaian Role Play   …………………..……………….   18
Tabel 3.2 Bobot dan Nilai Ketuntasan Minimal…………………..............   20
Tabel 4.1 Perolehan Hasil Kemampuan Berbicara Bahasa Jerman
    Dengan Mengunakan Role Play Pada Siklus I ………………..    30
Tabel 4.2 Perolehan Hasil Kemampuan Berbicara Bahasa Jerman
    Dengan Mengunakan Role Play Pada Siklus II ………………..   34
Tabel 4.3 Perolehan Hasil Kemampuan Berbicara Bahasa Jerman
    Dengan Mengunakan Role Play Pada Siklus III ……………….. 39

 BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar  Belakang Masalah
Bahasa Jerman merupakan mata pelajaran yang baru dikenal oleh siswa SMA di kelas X program Inti dengan durasi waktu 2 x 45 menit setiap minggu. Materi yang diajarkan relatif masih sederhana yakni bagaimana memperkenalkan diri dan orang lain serta bagaimana percakapan di sekolah. Sedangkan di kelas XI  program bahasa ada penambahan jam mengajar yakni 4 x 45 menit. Perlu juga diketahui bahwa siswa-siswa yang masuk ke dalam kelas bahasa mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, ada yang karena memang menjadi pilihan pertama pada saat memilih program di kelas XI, tetapi kebanyakan mereka terpaksa masuk kelas bahasa oleh karena tidak lulus kriteria penetapan penjurusan baik IPA maupun IPS.
Dari 17 siswa, mereka yang memilih program  bahasa  pada pilihan  pertama sebanyak 3 siswa atau 17,6 %, sedangkan 2 siswa atau 11,7 % sebagai pilihan kedua dan selebihnya adalah benar-benar siswa yang tidak memilih program bahasa. Bisa dibayangkan bagaimana kondisi siswa pada saat pembelajaran, siswa yang kurang berminat mempelajari bahasa, nampak dikelas kurang aktif, lebih banyak diam. pernah peneliti mencoba untuk tanya jawab lisan tentang materi yan sudah pernah diajarkan, namun hanya 3-5 siswa yang memberi respon sedangkan yang lain hanya diam. Suasana belajar kurang menyenangkan. Keterpaksaan masuk kelas program bahasa benar benar menjadikan suasana yang sulit bagi mereka untuk menyesuaikan proses pemelajaran.
Dengan kondisi tersebut di atas tentunya suasana belajar di kelas bahasa menjadi  kurang kondusif, begitu pula dengan motivasi belajar siswanya yang rendah dibandingkan dengan siswa yang berada di program IPA maupun IPS.  Sekalipun materi–materi yang diajarkan tergolong sangat sederhana namun tidak membuat siswa dapat mudah menerima ataupun tertarik mempelajarinya. Di samping itu tatabahasa yang mereka pelajari juga masih sangat sederhana, mungkin bisa dikatakan mempelajari Bahasa Jerman  tingkat Taman Kanak-Kanak di negara Jerman. Padahal siswa lebih senang membahas materi–materi yang berhubungan dengan dunia remajanya.
Peneliti mencoba memberi variasi lain untuk menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap Bahasa Jerman. Salah satu strategi yang telah peneliti lakukan adalah belajar sambil bermain, yang dikemas dalam sebuah permainan peran atau yang dikenal dengan role play. Agar mereka merasa senang dengan pembelajaran Bahasa Jerman, tema role play didiskusikan bersama sesuai dengan keinginan mereka.
Dengan role play, siswa akan mempersiapkan terlebih dulu bentuk percakapannya, kalimat-kalimat yang hendak disampaikan. Dan saat memproduksi kalimat inilah banyak kendala yang mereka hadapi, antara lain:  pilihan kosakata, ujaran, pelafalan maupun ketatabahasanya. Masalah yang paling banyak dijumpai adalah proses menyusun kalimat sesuai dengan tatabahasa Jerman. Sehubungan banyak kemiripan antara Bahasa Jerman dan Bahasa Inggris, peneliti sesering mungkin mengkaitkan materi pelajaran Bahasa Jerman dengan menggunakan Bahasa Inggris. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah penyusunan kalimat dan mempercepat pemahaman materi Bahasa Jerman sehingga tampilan mereka dalam bermain peran dapat optimal.
Banyak teknik untuk meningkatkan kemampuan berbicara, namun peneliti lebih cenderung memilih teknik role play karena memiliki daya tarik tersendiri bagi siswa. Mengapa demikian? Pertama siswa terlebih dulu menyusun sebuah narasi, mereka secara tidak sengaja belajar menyusun kalimat menurut tata bahasa Jerman yang benar. Andaikan kalimat yang mereka hasilkan tidak sesuai dengan tatabahasa yang benar dan kosakata yang tepat, maka akan mempersulit pemahaman bagi lawan bicaranya ataupun bagi yang mendengarkan.
Gillian Porter Ladousse (1987) memberi dukungan bahwa role-play menambah variasi, perubahan perilaku dan kesempatan memproduksi  kalimat serta   banyak kesenangan.(role play into the classroom adds variety, a change of pace and opportunities for a lot of language production and also a lot of fun!). Pendampingan guru dalam hal ini  mutlak diperlukan karena mereka masih baru mengenal tatabahasa Jerman dan minim kosakata. Kedua, setelah siswa selesai menyusun narasi, mereka belajar memperagakan isi narasi tersebut dalam unjuk kerja yang berupa bermain peran. Siswa secara tidak sengaja lagi belajar melafalkan kosakata dengan benar dan juga belajar akting sesuai dengan yang mereka perankan. Dengan semakin sering siswa diberi kesempatan untuk tampil di depan kelas baik itu menjawab pertanyaan ataupun unjuk kerja lainnya, lama-kelamaan mereka akan berani menyampaikan gagasannya, dan nantinya  mereka akan mempunyai rasa percaya diri. Tidak sedikit orang yang takut berbicara baik secara formal maupun informal didepan forum.  
            Pendapat ini didukung oleh Maidar G. Arsjad yang juga menyatakan bahwa banyak ahli terampil menuangkan gagasannya dalam bentuk tulisan, namun mereka  sering kurang terampil menyajikannya secara lisan. Apalagi berbicara secara formal tidaklah semudah yang dibayangkan orang. Walaupun secara alamiah setiap orang mampu berbicara, namun berbicara secara formal atau dalam situasi resmi sering menimbulkan kegugupan sehingga gagasan yang dikemukakan menjadi tidak teratur. Bahkan yang lebih parah lagi ada orang yang tidak berani berbicara sama sekali. Anggapan bahwa setiap orang dengan sendirinya dapat berbicara, telah menyebabkan pembinaan kemampuan berbicara ini sering diabaikan. (1987: 23)


B.  PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH
1. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, permasa-lahan yang ada dapat di rumuskan sebagai berikut:
a.    Bagaimana penggunaan role play dapat meningkatkan kemampuan berbicara Bahasa Jerman?
b.  Apakah penggunaan role play dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Jerman ?


2.  Pemecahan Masalah
Rendahnya kemampuan berbicara Bahasa Jerman siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 3 Sidoarjo disebabkan oleh perasaan takut berpendapat. Hal ini menyebabkan hasil pembelajaran kurang optimal. Jika siswa punya keberanian berbicara dan berpendapat serta disajikan pendekatan yang lebih variatif dan menarik akan bisa meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Jerman. Teknik role play dipandang oleh peneliti tepat untuk mengatasi masalah tersebut, karena dengan teknik ini maka siswa secara tidak sengaja belajar melafalkan ujaran dengan benar dan menyusun kalimat dengan menggunakan kosakata yang tepat serta tatabahasa yang benar melalui peran yang mereka mainkan. Semakin sering siswa memproduksi kalimat maka semakin lancar mereka mengungkapkan gagasan atau idenya.

3.   Tujuan Penelitian
Setelah kegiatan pembelajaran kemampuan berbahasa Jerman dengan menggunakan Role Play  diharapkan :
a.       Untuk meningkatkan kemampuan berbicara Bahasa Jerman dengan menggunakan role play .
b.      Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Jerman dengan menggunakan role play.

 4.   Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat yang berarti bagi :
a.       Guru sebagai peneliti: berdampak bagi pengembangan profesionalisme guru terutama dalam penyusunan karya tulis ilmiah, dan meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Jerman.
b.      Siswa: mudah menerima materi pelajaran khususnya meningkatkan kemampuan berbicara, dan merasa mendapat perhatian serta kesempatan untuk menyampaikan gagasan  sesuai dengan kemampuannya.
c.       Guru Lain: sebagai rujukan bagi teman sejawat untuk mengembangkan profesionalitasnya, terutama dalam pembuatan karya tulis ilmiah yang nantinya beroleh manfaat untuk kenaikan pangkat.
d.      Lembaga: adanya sumber daya manusia yang berkualitas, maka akan menghasilkan anak didik yang berkualitas pula sehingga secara otomatis tujuan pendidikan akan tercapai secara optimal.

About

Powered by Blogger.

About Me

My Photo
Sambas, Kalimantan Barat, Indonesia
Pengabdian tiada henti dari sebuah desa pedalaman di ambang lintas batas negara. Selalu berkarya, berprestasi, dan berbagi untuk dunia pendidikan. Pengabdian tidak semata memperhitungkan keuntungan materi semata, bermanfaat bagi sesama selalu didepankan. Berbagi tidak terbatas waktu dan ruang...

Search